Wonogiri– Guru Penggerak dituntut memiliki kapabilitas yang lebih daripada guru pada umumnya. Seorang Guru Penggerak harus mempunyai karakteristik sebagai guru yang baik, namun guru yang baik belum tentu adalah seorang Guru Penggerak. Dalam pelaksanaan program Calon Guru Penggerak (CGP), kerangka kegiatan dimuarakan pada kemerdekaan belajar peserta didik. Setiap peserta didik itu unik, mereka terlahir dengan berbagai kultur budaya, latar belakang keluarga,dan ekonomi yang berbeda.
Guru bisa melakukan berbagai model dan media pembelajaran, namun hal ini tidak cukup, karena guru tidak bisa menuntut peserta didik belajar di saat peserta didik tersebut tidak siap untuk belajar. Selain itu, model/ media pembelajaran yang kita gunakan belum tentu mampu merangkul seluruh peserta didik, hal ini semakin diperberat dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh dan New Normal. Peserta didik mengalami disrupsi pengetahuan, rendah motivasi belajar, serta karakter peserta didik yang belum sepenuhnya teruji. Fenomena ini menjadi PR bersama yang dirasakan oleh kalangan pendidik. Calon Guru Penggerak SMKN 2 Wonogiri, ibu Eny Mailiana, S.Si. pada akhir Juli 2022 di SMKN 2 Wonogiri melaksanakan Praktik Pembelajaran Berdiferensiasi dan yang dikembangkan untuk menyambut semangat merdeka belajar. Seorang pendidik harus mampu menyatukan keberagaman peserta didik untuk bisa mewujudkan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menitikberatkan kepada kebutuhan peserta didik sehingga mampu mewujudkan pembelajaran menyeluruh yang dapat dirasakan oleh semua peserta didik dengan berbagai karakteristik berbeda. Dengan kata lain, pembelajaran ini berupaya untuk mengcover kesiapan belajar, minat serta profil belajar yang dimiliki oleh peserta didik dengan demikian maka peserta didik mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pembelajaran Berdiferensiasi juga mengisyaratkan pentingnya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam penerapannya, bahwa setiap peserta didik dengan segala potensinya mampu bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil di dalam mengerjakan tugas yang diberikan, memiliki kesadaran diri bahwa semua itu adalah suatu hal yang harus dicapai dengan berkesadaran penuh serta melibatkan kerjasama/ relasi untuk mewujudkan tujuan positif. Adapun yang menjadi Kompetensi Pembelajaran Sosial Emosional adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, keterampilan relasi, kesadaran sosial dan Pengambilan keputusan bertanggung jawab. Diharapkan, dari kegiatan ini, CGP dapat memberikan kepemimpinan atas hal tersebut kepada guru lain sehingga peserta didik mengenyam kemerdekaan pendidikan secara murni.