Wonogiri– Calon Guru Penggerak, ibu Eny Mailiana, S.Si. telah mengikuti sebagian besar kegiatan terjadwal sesuai dengan kerangka desain Program Pendidikan Guru Penggerak yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Pada Akhir Juli 2022, Calon Guru Penggerak melaksanakan Praktik Coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk melejitkan potensi peserta didik agar menjadi lebih merdeka.
Melalui model TIRTA, guru diharapkan dapat melakukan praktik coaching di komunitas sekolah dengan mudah. Praktik coaching ini menggunakan model TIRTA yang merupakan kependekan dari T(ujuan), I(dentifikasi), R(encana aksi ) TA(nggung jawab). Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika diibaratkan peserta didik adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya. guru memiliki tugas untuk menjaga air itu tetap mengalir, tanpa sumbatan. Cara Coach Memberi Respons terhadap situasi permasalahan yang dihadapi Coochee adalah dengan berkomunikasi secara asertif, di mana komunikasi secara asertif ini akan membangun kualitas hubungan sesama menjadi lebih positif karena ada pencapaian bersama dan kesepakatan dalam pemahaman dari kedua belah pihak. Kualitas hubungan yang diharapkan dibangun atas rasa hormat pada pemikiran dan perasaan orang lain. Berbagai inovasi dan kreasi yang menumbuhkan motivasi belajar selalu dilakukan oleh CGP sehingga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik terwujud dengan baik. Calon Guru Penggerak SMK Negeri 2 Wonogiri, siap menjadi pemimpin pembelajaran dan berperan sebagai agen pendorong transformasi pendidikan di Indonesia dalam wujudkan Merdeka Belajar.